Sebuah Surat untukmu dan saudara yang Tangguh

Kamis, 15 Oktober 2009

jangan risaukan semua langit dan bumi yang tercemar
kesakitan tak jelas
hingga menggumpal awan hitam dendam kelabu tua dihari - harimu
langit berharap dikemudian kelak...
sebelum senja datang...
bernyanyi menari bersama seperti waktu - waktu sebelumnya...
ketika metari bercakap dengan hari
bercerita tentang sang kancil dan ketimun
tentang perjalanan si pengembara
tentang aku, kau, dia dan mereka
sudah lebih dari enam purnama kita tak bersua
bumi tak memberiku sebuah senyuman berjumpa
yakin...
kau, saudara tanggguhmu selalu menunggu kebosanan punah
rumput - rumput kering
ranting - ranting patah
daun - daun jati yang meranggas
menemani dan berdoa untukmu
doaku tangisku adalah perjalanan bermuram durjana dalam penantian.

0 komentar:

Posting Komentar