Kembali pada semula

Jumat, 13 November 2009

akhirnya...
cerita ini berakhir...
setelah matahari bergelandang mengembara...
singgah pada sebuah orbit hyme siang hari yang begitu kecil dan kerdil...
kemudian senja menjemputnya untuk mengembara...

Pecut Kasihmu

Senin, 09 November 2009

ada senja berlabuh ketika keheningan nampak
tepat dalam bola anganku... sejak itu wajah-wajah tak jelas aku, kau, dia dan mereka
menarik sekali... seutas tali mengikat kencang disela-sela urat nafas dan nadi
selayaknya kuda pacu berlari menuju garis kemenangan
semakin menderu berlari
karena pecut petir kasihmu menyambar ditiap pagi siang dan sore
aku jatuh tersungkur disujudmu...

Alloe (MRN)

Minggu, 25 Oktober 2009

Lelah...
Itu yang selalu terucap
Namun tak ada satu kerikilpun
Datang silih berganti
Ada yang menangis dan ada pula yang berlari bergerak cepat sambil terbahak-bahak
Rona diwajahnya...
Untaian kesedihan yang berbaur dengan cerita - cerita yang dibumbui
Sesuatu yang tak nampak tak jelas adanya
Tidak hari ini, esok ataupun lusa
Itu sama saja dan akan lebih berarti
Ketika setitik terang menyelubungi
Akal sehat terinjak tangisan tak tentu arah
Nestapa demi nestapa merangkai menjadi sebuah dongeng
Orang - orang berkata duri tiu merekah
Variasi melangit keangkuhan jatuh dikeindahan
Ada hari yang hilang
Ritual cinta berikrar
Ia memberinya satu nafas yang pernah sirna
Karena engkau...
Alloe

Sebuah Surat untukmu dan saudara yang Tangguh

Kamis, 15 Oktober 2009

jangan risaukan semua langit dan bumi yang tercemar
kesakitan tak jelas
hingga menggumpal awan hitam dendam kelabu tua dihari - harimu
langit berharap dikemudian kelak...
sebelum senja datang...
bernyanyi menari bersama seperti waktu - waktu sebelumnya...
ketika metari bercakap dengan hari
bercerita tentang sang kancil dan ketimun
tentang perjalanan si pengembara
tentang aku, kau, dia dan mereka
sudah lebih dari enam purnama kita tak bersua
bumi tak memberiku sebuah senyuman berjumpa
yakin...
kau, saudara tanggguhmu selalu menunggu kebosanan punah
rumput - rumput kering
ranting - ranting patah
daun - daun jati yang meranggas
menemani dan berdoa untukmu
doaku tangisku adalah perjalanan bermuram durjana dalam penantian.

Merampas Suatu Kerugian

cerita cinta ini...
seperti dalam percakapan dalam kereta
dikursi itu sambil memegang sebuah koran
seorang ibu berbisik mencari kesejatiaannya
menawarkan sebuah kalung bertuliskan namanya
diikatkan dileherku...
episode demi episode berlalu hingga di akhir stasiun...
aneh...
tak bisa berdiri dari kursi berat..., sesak...,
ketika ibu pergi dengan barang - barangnya menghilang dari tatapanku....
kalung itu memaksa melepaskan diri dari leherku... kusimpan dlm seongok kotak biru laci - laci kenangan...
berat turun kereta...
menginjak kaki kenyataan
kulihat hanya kereta tua reyot karena senja merampas suatu kerugian....

Jaring - Jaring Itu

Kamis, 17 September 2009


dengan jaring itu begitu bahagia
banyak yang terselamatkan oleh jaring mu pak tua

Menjadi Kupu - Kupu

Rabu, 16 September 2009

lugu..., polos..., tak tahu apa - apa...
main... berlari-lari.... petak umpet...dan minta duit...
itu dulu ketika masih menjadi ulet...

lalu....
mengejar matahari..., mengumpulkan kesaktian agar berguna...
ditempa berbagai uji cobaan... dalam sebuah kepompong

dan sekarang aku, kau, dia dan mereka berterbangan
dengan keindahan sayap-sayapnya berwarna warni...
indah
congratulation...

Dalam GelasTeh Cangkirku

melewati waktu sambil menghirup teh dalam keheningan
sejuta guratan wajah dalam gelas teh cangkirku...
beribu tetes kenangan mengepul serentak...
satu persatu... menancap
aneh..., senyuman..., gelak tawa..., tangisan..., menyatu dalam gelas teh cangkirku
yakinkan kureguk semua kenangan dalam gelas teh cangkirku
segala kehangatan...segala kesunyian...segala yang menyibak keagungan
agar pagi lebih berarti lagi....

Shadow in my life

Kamis, 27 Agustus 2009

sore itu....
duduk diantara desir angin
yang menyelusup ditiap lipatan waktu
tersipu dengan cuaca turun naik yang berkembang dilangit- langit candradimuka
dan mulai kurasakan ada sesuatu yang berterbangan hilang...
tak tentu..
melayang-layang mencari - cari... dimanakah...??
Siapa?
Apa yang berlaku???
ya pasti itu...
dia yang selalu menjadi bayanganku
yang selalu menghantuiku...
yang telah merobek... yang membuta jiwa ini dan tak mau kembali...
dia adalah kau...
kau adalah mereka

Indonesiaku dimana???

Jumat, 21 Agustus 2009

tak ada jawaban....
UUUUUUUUUUugggggggggggggghhhhhhhhhhhhh!!!!!!!!!!!!!!!

berdiam

detik itu... mendesak.. memaksa
perih pedih yang terbungkam karena kebahagian
dan sekarang tertawa-tawa asyik mengejek seperti badut-badut...
aku tahu... hanya berdiam merasakan semua gundah
semua gelap... semua terang semua yang tak terdengar...
berdiamlah... diam rasakan begitu nikmat...

Segulung Kepasrahan

Senin, 10 Agustus 2009

adalah keasingan dalam penjelmaan
seperti mereka dalam kisah adam dan hawa
begitu sederhana.....
tapi ada yang rumit...
ketika sekumpulan monyet memainkan segulung benang merajut ke langit
hingga bergelantungan di ujung keabadian
membunuh kata dan puisi.... tak bisa lagi bermakna
biarlah... mereka asyik bermain...
karena kau begitu agung untuk malu dikepasrahan...

Perjalanan.... di bunga tidur

Rabu, 05 Agustus 2009

pengasingan itu tak asing bagiku
sebuah rantai cukup besar yang terikat pada sebuah tiang...
rasanya baru kemarin aku berkunjung ke tempat ini...
ya...aku ingat...
rambut pirang setengah putih kulit tak berwarna
dengan nada marah membentak menjamak rambutku...
tubuhku yang terpeluk terlingkar rantai - rantai yang begitu manis
memeluk erat hingga badanku tak bisa berkutik... diam tak dapat bergerak...
pedih...
panas...
pecut cambuk menari ditiap kulitku...
yang terdengar teriakan "Overdomesehrg.... inlander... inlander..."
berakhir ditarik seperti bangkai celeng....
uughhhhhhhh.... bangun... nafasku terseda-seda.... bunga tidur

Kesal

Rabu, 22 Juli 2009

Aaaaaaaaaahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh..........!!!!!!!!!!!!!

Anak - anak Indonesia

disebuah terminal bis....
"Minta om...!!!!??? seorang bocah kecil compang camping merajuk berkali-kali
"Maaf... tidak punya uang....!" Seorang pria tengah baya menjawab sambil asyik memainkan jarinya dengan sebuah telepon genggam....
tiba-tiba datang seorang bocah lainnya sambil berteriak... dan berkata " Yuk kita makan... lumayan..."

Berdo'a

Senin, 29 Juni 2009

ada yang bertabuh....
disekitarnya orang-orang mengelilingi
bersujud..., menengadah
sambil mengacungkan jiwanya...
agar bebas dari keserakahan

ada yang bermain generang
disekitarnya orang-orang menari
bersenandung puji-pujian...
sambil menurihkan jeritannya
agar semua terwujud membentuk

dan ada yang menabuh generang
semua terdiam.....khusyu dalam keheningannya yang abadi

Wah...

Sabtu, 20 Juni 2009


Walah.... hehehe... sekarang jadi kebalik ya...!!!???

Pemandangan pagi... dimana tebak?

Semilir kayuh mendesih
mengayuh sampan dengan tenang

Koleksi Om Dedy.... Asyik ma kasih Om


siapa yang lagi jalan tuch...!!?

Performance Art...


Performance art di Sasana Budaya Ganesa Bandung

William Shakespeare


William Shakespeare (lahir di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris, 26 April 1564 – wafat di Stratford-upon-Avon, Warwickshire, Inggris, 23 April 1616 pada umur 51 tahun) adalah seorang penulis Inggris yang seringkali disebut orang sebagai salah satu sastrawan terbesar Inggris. Ia menulis sekitar 38 sandiwara tragedi, komedi, sejarah, dan 154 sonata, 2 puisi naratif, dan puisi-puisi yang lain. Ia menulis antara tahun 1585 dan 1613 dan karyanya telah diterjemahkan di hampir semua bahasa hidup di dunia dan dipentaskan di panggung lebih daripada semua penulis sandiwara yang lain.

Remy Sylado

Remy Sylado lahir di Makasar, Sulawesi Selatan, 12 Juli 1945 adalah salah satu sastrawan indonesia. Nama sebenarnya adalah Yapi Panda Abdiel Tambayong. Ia menghabiskan masa kecil dan remaja di Semarang dan Solo. Ia memiliki sejumlah nama samaran seperti Dova Zila, Alif Danya Munsyi, Juliana C. Panda, Jubal Anak Perang Imanuel, dsb di balik kegiatannya di bidang musik, seni rupa, teater, film, dsb dan menguasai sejumlah Bahasa.

Ia memulai karier sebagai wartawan majalah Tempo (Semarang, 1965), redaktur majalah "Aktuil" Bandung (sejak 1970), dosen Akademi Sinematografi Bandung (sejak 1971), ketua Teater Yayasan Pusat Kebudayaan Bandung. Dia menulis kritik, puisi, cerpen, novel (sejak usia 18), drama, kolom, esai, sajak, roman populer, juga buku-buku musikologi, dramaturgi, bahasa, dan teologi. Remy terkenal karena sikap beraninya menghadapi pandangan umum melalui pertunjukan-pertunjukan drama yang dipimpinnya. Ia juga salah satu pelopor penulisan puisi mbeling.

Selain menulis banyak novel, ia juga dikenal piawai melukis, drama, dan tahu banyak akan film. Saat ini ia bermukim di Bandung. Remy pernah dianugerahi hadiah "Sastrawan Khatulistiwa 2002" untuk novelnya "Kerudung Merah Kirmizi.

Remy juga dikenal sebagai seorang Munsyi, ahli di bidang bahasa. Dalam karya fiksinya, sastrawan ini suka mengenalkan kata-kata Indonesia lama yang sudah jarang dipakai. Hal ini membuat karya sastranya unik dan istimewa, selain kualitas tulisannya yang tidak diragukan lagi. Penulisan novelnya didukung dengan riset yang tidak tanggung-tanggung. Seniman ini rajin ke perpustakaan nasional untuk membongkar arsip tua, dan menelusuri pasar buku tua. Pengarang yang masih menulis karyanya dengan mesin ketik ini juga banyak melahirkan karya berlatar budaya di luar budayanya. Di luar kegiatan penulisan kreatif, ia juga kerap diundang berceramah teologi.

Remy Sylado pernah dan masih mengajar di beberapa perguruan di Bandung dan Jakarta, seperti Akademi Sinematografi, Institut Teater dan Film, Sekolah Tinggi Teologi.

Tikus-tikus Masa Kini

Selasa, 16 Juni 2009

ada yang melongo....
seekor kucing mengendap-ngendap....,mengintip....,
menguping percakapan tiga kawanan tikus... yang sombong
dalam percakapannya...
tikus 1 : apapun racun tikus... akan aku telan... ga mempan...!!!
tikus (2 & 3) : oh... hebat... hebat !!!
tikus 2 : ... beri saya perangkap tikus paling canggih... akan saya angkat - angkat itu jebakan tikus....
tikus 3 : oh... kala aku tidak bisa apa-apa.... oh sorry... aku mau pergi dulu...
tikus (1 & 2) : mau kemana?
tikus 3 : aku mau kencan dulu sama kucing diujung lorong sana....
Tikus (1 & 2) : uhh... oh....

kucing yang mendengar percakapan itu... menggelegar lari dan menderaikan air mata....
semua daerah...dikuasai oleh tikus-tikus berdasi... di terminal..., di proyek-proyek..., rumah sakit..., bahkan di gorong - gorong pemerintahan

berbahagialah...

Selasa, 09 Juni 2009

rerumputan berdendang menyanyikan kecerian
bermandikan embun dan semilir angin pagi
bunga-bunga mekar dihalaman rindu duri tak bertangkai...
senyum itu...
oh...
seharum bunga kasturi...
langit tersenyum melengkung tipis di birunya...
bercumbu dengan kesejatiannya...
oh...
ingin keabadian ini tak berujung selayak nya samudra luas menghampar... karena kalian begitu putih di hitam aku...

iiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiihhhhhhhhhhhhhhhhhhh........................

negosiasi ini tak berarti....
kau tawarkan madu pahit yg kekal...
dengan bumbu-bumbu kenaifan mengumpul menyatu dalam otak gila
lucu...lucu... tingkah gemulai merajuk
ah..........

Tak Perlu

Rabu, 03 Juni 2009

kerdil..........
itulah yang terjadi........
aku, kau, dia atau mereka...

sungguh menyedihkan... karena sesuatu bayangan yang tak berbentuk
dan sebuah gelimang....
malu...

silahkan apa kehendakmu... nya... ku...
semua punya lahan dan jalan sendiri
tak perlu menyengol....
tak perlu berteriak...
tak perlu menangis...
tak perlu

kau.......... terima kasih

Selasa, 02 Juni 2009

setitik cahaya jatuh tepat di gelap bola mata nirwana
ketika kau pergi...... berabad-abad yang silam
meninggalkan semua jejak tak bersyarat

oh... sungguh tak terkira
begitu terang tak terbatas
hingga mata ini mengadu sampai gaduh

oh...cahaya...
singgahlah....
mari kita bercakap...
biarlah... ku lepas semua itu....
tentang mereka yang hilang
tentang dia yang jalang

biarlah... biarlah hanya ada aku dan kau
terima kasih

Penyair

Minggu, 31 Mei 2009

penyair... berpuisi
sambil menikamkan pisau-pisau
menggoncangkan semua deru
semua gemuruh semua yang terdiam
dan semua yang mati karena pisaunya

penyair ada yang menjerit
ada yang tertawa
ada yang menangis
dan ada yang tak berkutik
pasrah tak dapat berkata-kata lagi

penyair semua memberi arti
membawa intan
memikul sampah
menggenggam pecahan-pecahan baraapi
memakan sisa-sisa belatung para tikus-tikus tak bermoral

kenanglah

Selasa, 12 Mei 2009

ya... aku tahu
tapi kenapa kau begitu kerdil...
mengukir langit untuk bertemu sang pujaan...
apakah itu tidak terlalu menyakitkan..
tak kau coba lihat di riak air sungai
atau di batu nisan...

WS. Rendra

Minggu, 19 April 2009

Willibrordus Surendra Broto Rendra

Islam
Solo, Jawa Tengah, 07 November 1935

Biografi :
Willibrordus Surendra Broto Rendra atau populer dengan nama W.S. Rendra lahir di Solo, Jawa Tengah, 7 November 1935. Ia dikenal sebagai sastrawan ternama yang mendapat julukan 'si Burung Merak'.

Kiprahnya diawali dengan mendirikan Bengkel Teater di Yogyakarta pada 1967 dan juga Bengkel Teater Rendra di Depok. Selain juga membintangi sejumlah pertunjukan teather, yang di antaranya Orang-orang di Tikungan Jalan, SEKDA, Mastodon dan Burung Kondor, Hamlet, Macbeth, Oedipus Sang Raja, Kasidah Barzanji dan Perang Troya Tidak Akan Meletus.

Rendra yang semenjak kuliah telah aktif menulis cerpen dan esai di berbagai majalah itu telah menulis ratusan cerpen, sajak dan lagu. Bahkan bersama Yati Octavia, Rendra pernah membintangi film remaja 'YANG MUDA YANG BERCINTA', meki film tersebut pernah dilarang beredar karena alasan politis.

ada.... di.... senyumannya

Rabu, 15 April 2009

ada gemuruh... diujung langit tak bertuan
ada resah... ditepi sunyi malam
ada jeritan... diterik matari siang
ada harapan... ditiap nafas do'a
ada aku, kau dan dia diayun senyumannya...

Itu Dia.........

Selasa, 14 April 2009

ya... ini memang hariku
tak satu pun yang datang dari langit....
semua nampak seperti biasanya seperti hari-hari kemarin...
ahg.... semua ini hanya obsesi.... takhayul..... atau imaginasiku
ada perempuan yang menyapaku...
kau istimewa di hari ini....
tp tak kusua seorang pun...
perempuan itu melenggang... meninggalkanku...
dengan senyum tipis... pergi dari tatapanku

......, up ...maaf... thank K'Dave

Senin, 13 April 2009

indah...., ketika sesuatu yang bermanfaat baik ilmu, pemikiran, perbuatan atau harta sekalipun yang kita berikan kepada seseorang teman, kerabat, orang tua dan sekitar kita itu dapat terasakan membawa perubahan baik secara khusus maupun seacara umum. mudah-mudahaan apa yang akan kami lakukan atau kerjakan atau berikan membawa nilai perubahan. eh... tapi itu yang dibuat agar berlaku pada kita... tp kalau menola semua pemikiran atau kasih sayang kita... enggak apa-apa... semua akan baik-baik aja....

Optimis

Kamis, 09 April 2009

Metari... besok mulai menjejal langkah ini... tapi aku yakin... kaki ini akan membawaku pada suatu titik...pada suatu masa yang disana hanya ada aku dan kau..... berkumpul dalam satu elegi kesempurnaan

Chairil Anwar

Jumat, 03 April 2009

Chairil Anwar (lahir di Medan, Sumatera Utara, 26 Juli 1922 – wafat di Jakarta, 28 April 1949 pada umur 26 tahun) atau dikenal sebagai "Si Binatang Jalang" (dalam karyanya berjudul Aku [1]) adalah penyair terkemuka Indonesia. Bersama Asrul Sani dan Rivai Apin, ia dinobatkan oleh H.B. Jassin sebagai pelopor Angkatan '45 dan puisi modern Indonesia.

Masa kecil

Dilahirkan di Medan, Chairil Anwar merupakan anak tunggal. Ayahnya bernama Toeloes, yang bekerja sebagai pamongpraja. Dari pihak ibunya, Saleha dia masih punya pertalian keluarga dengan Sutan Sjahrir, Perdana Menteri pertama Indonesia.

Chairil masuk sekolah Holland Indische school (HIS), sekolah dasar untuk orang-orang pribumi waktu penjajah Belanda. Dia kemudian meneruskan pendidikannya di Meer Uitgebreid Lager Onderwijs, sekolah menengah pertama belanda, tetapi dia keluar sebelum lulus. Dia mulai untuk menulis sebagai seorang remaja tetapi tak satupun puisi awalnya yang ditemukan.

Pada usia sembilan belas tahun, setelah perceraian orang-tuanya, Chairil pindah dengan ibunya ke Jakarta di mana dia berkenalan dengan dunia sastera. Meskipun pendidikannya tak selesai, Chairil menguasai bahasa Inggris, bahasa Belanda dan bahasa Jerman, dan dia mengisi jam-jamnya dengan membaca pengarang internasional ternama, seperti: Rainer M. Rilke, W.H. Auden, Archibald MacLeish, H. Marsman, J. Slaurhoff dan Edgar du Perron. Penulis-penulis ini sangat mempengaruhi tulisannya dan secara tidak langsung mempengaruhi puisi tatanan kesusasteraan Indonesia.

Masa Dewasa

Nama Chairil mulai terkenal dalam dunia sastera setelah pemuatan tulisannya di "Majalah Nisan" pada tahun 1942, pada saat itu dia baru berusia dua puluh tahun. Hampir semua puisi-puisi yang dia tulis merujuk pada kematian.. Chairil ketika menjadi penyiar radio Jepang di Jakarta jatuh cinta pada Sri Ayati tetapi hingga akhir hayatnya Chairil tidak memiliki keberanian untuk mengungkapkannya.

Semua tulisannya yang asli, modifikasi, atau yang diduga diciplak dikompilasi dalam tiga buku : Deru Campur Debu (1949); Kerikil Tajam Yang Terampas dan Yang Putus (1949); dan Tiga Menguak Takdir (1950, kumpulan puisi dengan Asrul Sani dan Rivai Apin).

Akhir Hidup

Vitalitas puitis Chairil tidak pernah diimbangi kondisi fisiknya, yang bertambah lemah akibat gaya hidupnya yang semrawut. Sebelum dia bisa menginjak usia dua puluh tujuh tahun, dia sudah kena sejumlah penyakit. Chairil Anwar meninggal dalam usia muda karena penyakit TBC Dia dikuburkan di Taman Pemakaman Umum Karet Bivak, Jakarta. Makamnya diziarahi oleh ribuan pengagumnya dari zaman ke zaman. Hari meninggalnya juga selalu diperingati sebagai Hari Chairil Anwar.

Percakapan disuatu senja

Selasa, 31 Maret 2009

ya... mungkin kau atau dia yang sedang meradang sekarang
suatu saat nanti mungkin aku atau mereka
tak perlu menangis
tak perlu bersedih
semua itu hanya dagelan agar kita naik kelas
dan masuk memerankan manusia yang lebih sempurna
dalam suatu panggung yang baru yang sama
kita bersua dan bertatap muka
bercerita tentang metari
tentang bulan yang terhalang awan mendung
tentang pipit bernyanyi dipagi hari
tentang kuda hitam meringkik di tengah malam
atau tentang aku dan mereka.
bebahagilah...
esok lusa nanti...
kita akan berkumpul dalam satu cerita komedi abadi panggung nirwana.

Senyummu

Jumat, 27 Maret 2009

brak... kau hancurkan dinding kerajaan ini
yang dibangun berjuta-juta tahun lalu
danau yang memanjakan kita
langit yang melindungi kita
angin yang selalu setia menemani kita...
tapi senyum mu membawa kepedihan
kehancuran
ya... aku kesakitan...
kau melenggang dengan gemulai
meninggalkanku disudut kenangan

Ironi

Kamis, 26 Maret 2009

seorang malaekat maut berdiri di bibir pantai sambil memegang setangkai bunga mawar merah. wajah yang beringas dan tubuh tegap serta kekar mencoba merenungi keberadaanya didunia ini dan dilehernya terdapat bekas luka akibat tali yang menjeratnya untuk mencoba bunuh diri karena telah bosan dengan pekerjaan yang tak pernah berakhir tapi semua itu hanya sia-sia saja. waktu itu ada orang yang berusaha menolongnya dan membawanya Unit Gawat Darurat (UGD) ke salah satu rumah sakit terdekat. sambil diam-diam dia memperhatikan sekelilingnya, dilihatnya ada pasien disampingnya
yang sedang berjuang mempertahankan hidupnya tapi sang Dokter menyatakan bahwa pasien tersebut telah meninggal dengan diagnosa detak jantung yang berhenti tetapi hembusan nafas yang masih berjalan. dia berkata pada diri sendiri "Apa Jadinya dunia ini tanpa ada aku!!?"

Beban

karma kamu....




Garut, Juli 2003

Miracle Of Love

Minggu, 22 Maret 2009

Hampir 2 tahun kami bertunangan, gadis cantik asal Bandung berusia 24 tahun yang 2 tahun lebih muda dariku. Kami bekerja pada salah satu perusahaan yang bergerak dibidang HRD. Memang keluarga kami berasal dari keluarga yang cukup terpandang dan dalam pertunangan ini kami begitu sangat berterima kasih pada Alloh Swt yang telah mempertemukan kami yang senantiasa selalu bahagia. tapi suatu saat, hubungan kami mendapatkan masalah serta cobaan. Pimpinan atau bos aku diam-diam begitu menyukai dan mencintai Orine sampai-sampai ia berani mengungkapkan perasaannya. Aku mulai gerah ketika mendengar berita informasi dari kekasihku tapi ada sedikit lega...dan yang akhirnya ditolak dan aku semakin sayang padanya, "Terima kasih sayang...!!".
Setiap hari bos ku suka menjadi-jadi ketika melihat kami sedang berduaan dan kami pun dipisahkan dengan cara memindahkan kerja ku (mutasi) ke Jakarta.
Aku menyewa rumah yang cukup sederhana berisi 2 kamar tidur dan ruang lainnya.
Jarak tak menjadi masalah buat kami, komunikasi dan kepercayaan yang membuat hubungan kami selalu baik-baik saja. jika rindu, kadang aku yang datang ke Bandung atau sekali-kali orine yang berkunjung ke jakarta. dan suatu saat aku sedang menunggu kedatangannya..., serta Orine sampai dirumah sekitar pukul 22.30 Wib. Kami sempat bercanda, bercerita serta bercumbu dan kami pun beristirahat, orine tidur di ruang kamar tamu dan aku dikamarku, waktu itu sekitar pukul 1 dini hari dan semua pintu rumah dan jendela kamar sudah terkunci. sekitar pukul 5 pagi, aku terjaga bangun dari tidurku dan segera beranjak langsung menuju ruang kamar tamu... tiba-tiba tersentak kaget didalam kamar tampak kosong dan rapih seperti tak pernah ada yang berkunjung. bingung bercampur resah aku mencoba mencari-cari di semua ruang yang ada dirumah aku dan hasilnya nol besar, kulihat di sekeliling ku.... semua tampak begitu tenang, semua pintu dan jendela kamar terkunci... dan semua itu membuat aku bertambah bingung... apa yang sedang terjadi??? dan aku pun segera menghubungi keluarganya yang berada di Bandung berharap dia selamat dirumahnya. telepon aku diterima oleh Ibu "Hallo ?","Bu, apa Orine sudah sampai dirumah?" hening... tak ada jawaban,yang terdengar hanya suara tangisan dari sang ibu..., aku coba memaksa dan semakin memaksa ingin mengetahui ada apa yang sebenarnya yang sedang terjadi!! akhirnya sang Ibu pun menjawab dan berkata " Nak..., Sabar!! biarkan dia pergi dan diterima semua amal dan ibadahnya!!?","Maksud Ibu apa??" tanya ku dengan sangat memaksa sedikit marah tak mengerti, dengan sedikit terbata-bata Ibu menjawab "Orine Meniggal tadi malam jam 22.30 karena kecelakaan di jalan Tol ketika dalam perjalanan menuju Jakarta...!!!"

Ughh...!?

Malu.... hangat panas membelai semua disekitar mu dan aku,
melantunkan semua elegi kenikmatan dimusim gugur
tentang pertemuan- keturunan adam dan hawa
tentang rama dan shinta
hingga romeo dan juliet...
ya.., yang dan semua begitu merepotkan.

terimakasih atas semua kemaluan ini yang kau berikan yang kau ajarkan,
terimakasih ku ucapkan sekali lagi atas kebodohan yang kau perbuat di masa lalu.
selamat, mungkin kau sekarang sedang asyik dengan kereta kencana di firdaus mu sambil menikmati sajian kholdi hidangan mu. kini aku meregang kesakitan sampai senja dan terbenam umur ku.