Alloe (MRN)

Minggu, 25 Oktober 2009

Lelah...
Itu yang selalu terucap
Namun tak ada satu kerikilpun
Datang silih berganti
Ada yang menangis dan ada pula yang berlari bergerak cepat sambil terbahak-bahak
Rona diwajahnya...
Untaian kesedihan yang berbaur dengan cerita - cerita yang dibumbui
Sesuatu yang tak nampak tak jelas adanya
Tidak hari ini, esok ataupun lusa
Itu sama saja dan akan lebih berarti
Ketika setitik terang menyelubungi
Akal sehat terinjak tangisan tak tentu arah
Nestapa demi nestapa merangkai menjadi sebuah dongeng
Orang - orang berkata duri tiu merekah
Variasi melangit keangkuhan jatuh dikeindahan
Ada hari yang hilang
Ritual cinta berikrar
Ia memberinya satu nafas yang pernah sirna
Karena engkau...
Alloe

Sebuah Surat untukmu dan saudara yang Tangguh

Kamis, 15 Oktober 2009

jangan risaukan semua langit dan bumi yang tercemar
kesakitan tak jelas
hingga menggumpal awan hitam dendam kelabu tua dihari - harimu
langit berharap dikemudian kelak...
sebelum senja datang...
bernyanyi menari bersama seperti waktu - waktu sebelumnya...
ketika metari bercakap dengan hari
bercerita tentang sang kancil dan ketimun
tentang perjalanan si pengembara
tentang aku, kau, dia dan mereka
sudah lebih dari enam purnama kita tak bersua
bumi tak memberiku sebuah senyuman berjumpa
yakin...
kau, saudara tanggguhmu selalu menunggu kebosanan punah
rumput - rumput kering
ranting - ranting patah
daun - daun jati yang meranggas
menemani dan berdoa untukmu
doaku tangisku adalah perjalanan bermuram durjana dalam penantian.

Merampas Suatu Kerugian

cerita cinta ini...
seperti dalam percakapan dalam kereta
dikursi itu sambil memegang sebuah koran
seorang ibu berbisik mencari kesejatiaannya
menawarkan sebuah kalung bertuliskan namanya
diikatkan dileherku...
episode demi episode berlalu hingga di akhir stasiun...
aneh...
tak bisa berdiri dari kursi berat..., sesak...,
ketika ibu pergi dengan barang - barangnya menghilang dari tatapanku....
kalung itu memaksa melepaskan diri dari leherku... kusimpan dlm seongok kotak biru laci - laci kenangan...
berat turun kereta...
menginjak kaki kenyataan
kulihat hanya kereta tua reyot karena senja merampas suatu kerugian....